48 views 6 mins 0 comments

Ciptakan Solusi Inovatif Peningkatan Ekonomi, Mahasiswa Kkn Undip Memberdayakan Masyarakat Melalui Pengolahan Pupuk Kompos Berbasis Kemitraan Komunitas

In Pendidikan
Februari 11, 2025


Foto : Dokumentasi Pribadi

Penulis : Tim KKN UNDIP Desa Pucung
Editor : Tim Redaksi Eppyco Media

Wonogiri (09 Februari 2025)Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) Melalui program ‘Penguatan PPL melalui Pengelolaan Sampah dan Kotoran Hewan untuk Kompos Berbasis Komunitas’, tim KKN 1 Undip mengajak warga dan kelompok tani untuk bersama-sama membuat pupuk kompos. Kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah organik, meningkatkan kesuburan tanah, memberdayakan masyarakat, menciptakan peluang ekonomi, serta mendukung pertanian yang berkelanjutan.

Pupuk kompos semakin diminati sebagai alternatif pupuk organik yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pupuk kimia. Berasal dari bahan alami seperti jerami, ranting, kotoran hewan, serta limbah organik lainnya, pupuk ini menawarkan berbagai manfaat bagi kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.

Penggunaan pupuk kompos dapat membantu menjaga kesehatan akar, meningkatkan daya serap tanah terhadap unsur hara, serta memperbaiki struktur tanah agar lebih subur. Selain itu, pupuk ini juga berperan dalam meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Pemberdayaan masyarakat dalam pembuatan pupuk kompos bertujuan untuk memanfaatkan limbah organik, seperti sampah rumah tangga, dedaunan, dan kotoran ternak. Program ini dirancang agar warga memahami proses pembuatan pupuk kompos dari limbah sehari-hari sekaligus mengurangi permasalahan sampah organik di desa tersebut. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi sosialisasi dan demonstrasi pembuatan kompos.

Kegiatan ini mencakup pengenalan alat, bahan, serta langkah-langkah pembuatan pupuk kompos, sekaligus sosialisasi mengenai berbagai jenis sampah organik di Desa Perdamaian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kompos. Dalam sesi demonstrasi, masyarakat diajarkan cara membuat kompos menggunakan limbah sayur dan buah, daun-daunan, bonggol pisang, serta kotoran sapi yang melimpah di desa tersebut. Proses fermentasi dipercepat dengan penambahan EM4 dan air sebagai aktivator.

Saat ini petani sudah menggunakan pupuk kimia karena mudah dicari. Sehingga penggunaan pupuk kompos sudah berkurang, dampak bagi petani yang tidak maksimal jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Penggunaan pupuk pun akan berpengaruh terhadap kandungan gizi ataupun kesuburan tanah” ujar Kepada Desa. 

Strategi Pengembangan Kemitraan Komunitas dalam Pemanfaatan Pupuk Kompos

  1. Mengidentifikasi potensi dan kebutuhan masyarakat (SKS) 
  2. Libatkan pemangku kepentingan lain 
  3. Bentuk kelompok kerja komunitas 
  4. Susun rencana kerja yang partisipatif 
  5. Adakah pelatihan dan pengembangan kapasitas 
  6. Membangun sistem komunikasi dengan pertemuan rutin 
  7. Monitoring dan evaluasi 

KEUNGGULAN PUPUK KOMPOS 

  1. Meningkatkan Kesuburan Tanah
  2. Lebih Ramah Lingkungan 
  3. Ekonomis dan Mudah Digunakan 
  4. Meningkatkan Hasil Pertanian yang Lebih Sehat
  5. Kandungan Vitamin dan Mineral Pangan Lebih Baik 
  6. Bebas Dari Residu Kimia
  7. Memberikan dampah baik bagi kesehatan tubuh

Dampak Jangka Panjang Pupuk Kompos terhadap Tanah dan Lingkungan

Kandungan Hara: Pupuk kompos melepaskan unsur hara secara perlahan, sementara pupuk kimia memberikan unsur hara dalam jumlah tinggi secara cepat.

Dampak terhadap Tanah: Pupuk kompos memperbaiki struktur tanah, sedangkan pupuk kimia yang digunakan berlebihan dapat menyebabkan tanah menjadi keras dan kurang subur.

Keamanan Lingkungan: Pupuk kompos lebih ramah lingkungan karena tidak mencemari tanah dan air, sementara pupuk kimia berisiko mencemari lingkungan akibat unsur hara berlebih yang tercuci ke sumber air.

Efek Jangka Panjang: Penggunaan pupuk kompos dalam jangka panjang meningkatkan kesuburan tanah secara alami, sedangkan pupuk kimia yang digunakan berlebihan dapat merusak kesuburan tanah.

Harga dan Ketersediaan: Pupuk kompos lebih hemat karena dapat dibuat sendiri, sementara pupuk kimia harus dibeli secara rutin dengan biaya lebih mahal.

Dampak terhadap Hasil Panen: Pupuk kompos membuat tanaman lebih sehat dan bernutrisi, sedangkan pupuk kimia meningkatkan kadar karbohidrat tetapi bisa menurunkan kandungan vitamin dan mineral jika digunakan secara berlebihan.

Foto : Praktek Pembuatan Pupuk Kompos

Keselamatan dalam Pembuatan Pupuk Kompos (K3L)

Dalam proses pembuatan pupuk kompos, ada beberapa aspek keselamatan yang perlu diperhatikan:

1. Penggunaan Sarung Tangan: Menghindari iritasi dan penyebaran bakteri.

2. Penggunaan Masker: Melindungi dari bau tidak sedap dan partikel mikroorganisme.

3. Penggunaan Sepatu Boot: Mengurangi risiko tergelincir dan terperosok.

4. Penyimpanan yang Aman: Mencegah pupuk menjadi sumber polutan bagi lingkungan.

Cara Membuat Pupuk Kompos

1. Pupuk Kompos dari Kotoran Hewan

• Siapkan bahan seperti kotoran sapi, ayam, atau kambing yang telah dikeringkan, jerami, dedak, sekam, serutan kayu, kapur dolomit, dan bioaktivator.

• Campurkan semua bahan secara merata dalam wadah tertutup.

• Semprotkan bioaktivator hingga lembab.

• Tutup wadah rapat dengan plastik agar udara terkunci.

• Buka wadah seminggu sekali untuk penyemprotan ulang.

• Setelah 2-3 bulan, pupuk siap digunakan.

2. Pupuk Kompos dari Sampah Organik Rumah Tangga

• Masukkan arang sekam ke dalam dasar ember.

• Masukkan sampah organik yang telah dipotong kecil dan ratakan.

• Tutup dengan arang sekam dan semprotkan cairan bioaktivator (campuran bakteri EM4 dan tetes tebu/gula).

• Ulangi proses ini jika menambahkan sampah baru.

• Setelah 4-5 minggu, pupuk siap digunakan.

Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa masyarakat dapat memahami dan mempraktikkan pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga mereka, sehingga dapat mengurangi jumlah sampah organik dan memanfaatkannya secara lebih produktif. Selain itu, juga untuk mengajak warga dapat menerapkan kembali penggunaan pupuk kompos.