
Foto : Sosialiasi bersama Ibu PKK Dusun Kenangkan
Penulis : Tim KKN-T 2025 Universitas Diponegoro Desa Bergas Kidul
Editor : Tim Redaksi Eppyco Media
Bergas Kidul, 15 Juli 2025 — Keterbatasan lahan pertanian yang dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan pangan mendorong mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Universitas Diponegoro untuk menghadirkan solusi inovatif di Dusun Kenangkan, Desa Bergas Kidul. Mahasiswa dari program studi Kimia, Peternakan, Biologi, dan Teknik Komputer ini menggagas program kemandirian pangan keluarga berbasis pemanfaatan limbah plastik dan rumah tangga.
Dalam rangka menjawab tantangan keterbatasan lahan, para mahasiswa memanfaatkan galon plastik sekali pakai untuk dijadikan pot tanaman. Pot hasil daur ulang tersebut dirancang agar mampu menampung air siraman yang dapat diserap kembali oleh tanaman, sehingga turut mendukung efisiensi air. Inisiatif ini juga mencakup pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk kompos dan pestisida organik, serta pengenalan aplikasi Plantix untuk deteksi dini hama dan penyakit tanaman.
Kegiatan dimulai sejak 1 Juli 2025, diawali dengan pengumpulan 45 galon bekas yang diperoleh dari bank sampah lokal. Galon-galon tersebut kemudian dipotong menjadi dua bagian, dicuci bersih, dan dicat menggunakan cat ramah lingkungan dengan warna-warna cerah untuk menarik minat masyarakat.
Pada 3 Juli 2025, tim KKN melakukan pembelian bibit tanaman cabai, pengadaan media tanam, serta pengumpulan limbah rumah tangga. Pemilihan bibit cabai dilakukan dengan mempertimbangkan melonjaknya harga komoditas tersebut dalam beberapa waktu terakhir. Media tanam terdiri dari campuran tanah subur dan pupuk kompos yang berasal dari limbah rumah tangga. Proses penanaman dilakukan di area rumah Kepala Dusun Kenangkan sebagai percontohan praktik urban farming yang sederhana, ramah lingkungan, dan aplikatif.

Puncak kegiatan berlangsung pada 6 Juli 2025 dalam bentuk sosialisasi kepada anggota PKK Dusun Kenangkan. Dalam kegiatan tersebut, dibahas mekanisme distribusi pot tanaman dan bibit secara merata dan adil kepada warga. Hasil kesepakatan menetapkan bahwa bibit akan dibagikan kepada rumah tangga yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah. Selain itu, masyarakat juga dibekali edukasi penggunaan aplikasi Plantix guna membantu mengenali dan mengatasi gangguan pada tanaman secara mandiri.

Melalui pendekatan inovatif ini, mahasiswa KKN-T Undip menunjukkan bahwa solusi atas isu lingkungan dan pangan dapat diinisiasi dari skala rumah tangga. Proyek ini menjadi wujud sinergi antara edukasi, kepedulian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat. Harapannya, inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa, sekaligus mendorong terciptanya budaya hidup sehat dan berkelanjutan di tengah masyarakat.