112 views 5 mins 0 comments

Mahasiswi Universitas Diponegoro Ajak Murid SD Jeruk 2 Belajar tentang Tiga Kata Ajaib

In Pendidikan
Februari 09, 2025

Foto : Dokumentasi Pribadi

Penulis : Eunice Fastin Suryana (Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Universitas Diponegoro)
Editor : Tim Redaksi Eppyco Media

Desa Jeruk, Sragen, Februari 2025 Mahasiswi Universitas Diponegoro, Eunice Fastin Suryana, yang tengah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jeruk, Sragen, berhasil menarik perhatian siswa-siswi SD Jeruk 2 melalui program “Mono Kerja” yang diajarkannya. Program ini bertujuan untuk mengenalkan konsep sopan santun dengan cara yang menyenangkan, melalui ajaran tiga kata ajaib atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah “三魔法の言葉” (San Mahou no Kotoba), yaitu “Permisi,” “Terima kasih,” dan “Maaf.”

Dalam sesi pembelajaran yang berlangsung interaktif, Eunice menjelaskan betapa pentingnya ketiga kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengajaran etika berbicara yang baik dan sopan. Ketiga kata tersebut dianggap memiliki kekuatan magis untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis antar sesama.

Menurut Eunice, “Dengan menggunakan kata-kata ini, kita dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan menjaga hubungan yang baik, baik itu di rumah, sekolah, atau di masyarakat.” Ia juga menambahkan, “Tujuan saya adalah membantu anak-anak untuk memahami bahwa ketiga kata ini bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga merupakan simbol kesopanan dan penghargaan terhadap orang lain.”

  • Permisi (Sumimasen / すみません)

Dalam bahasa Jepang, “Sumimasen” digunakan untuk menyampaikan rasa permisi atau meminta maaf dengan penuh rasa hormat. Selain digunakan untuk meminta izin, kata ini juga digunakan untuk menyatakan terima kasih atas bantuan seseorang atau sebagai bentuk permohonan maaf. Dalam konteks sehari-hari, “Sumimasen” adalah kata yang sangat penting karena menunjukkan kesopanan dan penghargaan terhadap orang lain.

Eunice menjelaskan kepada murid bahwa “Sumimasen” adalah kata yang bisa digunakan dalam berbagai situasi, misalnya saat meminta izin untuk lewat atau ketika seseorang melakukan kebaikan untuk kita, kita bisa mengucapkan “Sumimasen” sebagai ungkapan terima kasih.

  • Terima kasih (Arigatou / ありがとう)

“Arigatou” adalah kata yang digunakan untuk mengucapkan terima kasih dalam bahasa Jepang. Kata ini merupakan ungkapan rasa syukur yang sangat dihargai dalam budaya Jepang. Dalam pelajaran yang diberikan, Eunice menekankan pentingnya menghargai bantuan dan kebaikan orang lain dengan mengucapkan terima kasih.

Eunice mengajak murid-murid untuk berlatih mengucapkan “Arigatou” secara lantang dan penuh rasa terima kasih. Dengan mengucapkan kata ini, anak-anak diajarkan untuk lebih menghargai apa yang diberikan oleh orang lain, baik itu berupa bantuan, hadiah, atau bahkan kebaikan sekecil apapun.

  • Maaf (Gomen nasai / ごめんなさい)

“Gomen nasai” adalah ungkapan permintaan maaf yang sangat formal dalam bahasa Jepang. Kata ini digunakan untuk meminta maaf dengan tulus ketika kita melakukan kesalahan atau menyebabkan ketidaknyamanan kepada orang lain. Eunice menjelaskan bahwa, dalam budaya Jepang, permintaan maaf bukan hanya tentang mengakui kesalahan, tetapi juga menunjukkan rasa hormat kepada orang yang telah dirugikan atau merasa tidak nyaman.

Eunice mendorong anak-anak untuk selalu mengucapkan “Gomen nasai” apabila mereka melakukan kesalahan, karena kata ini membantu menjaga hubungan baik dengan orang lain dan menunjukkan kesadaran atas perilaku yang harus diperbaiki.

Dengan memperkenalkan tiga kata ajaib ini, Eunice berharap para murid tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga memahami pentingnya berbicara dengan hormat kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga kata tersebut, meskipun terkesan sederhana, memiliki kekuatan besar dalam menciptakan hubungan yang harmonis dan penuh rasa saling menghargai.

Di akhir penjelasan, Eunice mengajak para murid untuk menirukan ketiga kata ajaib ini secara langsung. Siswa-siswi SD Jeruk 2 tampak sangat antusias mengikuti kegiatan ini, dengan bersemangat menyebutkan kata-kata “Permisi,” “Terima kasih,” dan “Maaf” secara berulang. Mereka bahkan menghafal ketiga kata tersebut dan berjanji untuk menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.

Seluruh kegiatan berjalan lancar dengan antusiasme tinggi dari para siswa. Program ini menjadi contoh nyata betapa pentingnya pengajaran karakter dan sopan santun bagi generasi muda. Selain itu, ini juga merupakan bukti bahwa kegiatan KKN dapat menjadi sarana yang efektif untuk membangun kedekatan dan membawa dampak positif bagi masyarakat setempat, khususnya dalam bidang pendidikan.

Melalui program ini, Eunice berharap dapat memberikan kontribusi kecil namun berarti dalam menciptakan generasi muda yang lebih beretika dan penuh rasa hormat satu sama lain.