
Penulis : Olga Arnetha Ariningsih (Ekonomi, FEB, UNDIP)
Editor : Tim Redaksi Eppyco Media
Mojolaban, Sukoharjo — Masa MPLS pada Hari Jumat di SD Plumbon 1 Mojolaban berubah
menjadi ajang eksplorasi ide kreatif dan pembelajaran yang seru. Kelas 5 sekolah tersebut
mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan edukatif yang menggabungkan literasi
finansial dengan kepedulian lingkungan, yaitu menabung kreatif dari barang bekas.
Dipandu oleh Olga Arnetha Ariningsih, mahasiswi Ekonomi Universitas Diponegoro, kegiatan
ini menjadi ajang belajar yang seru dan penuh warna. Sebagai bagian dari program KKN Tim
1.4 IDBU Desa Plumbon, Olga mengajak anak-anak mengenal dunia menabung dengan cara
yang aplikatif agar anak-anak mudah memahami konsep penting tentang menabung sejak usia dini.
Kegiatan ini menjadi momen penuh antusias, di mana anak-anak tidak hanya diajak memahami pentingnya menabung, tetapi juga berkreasi membuat celengan unik dari gelas plastik bekas. Mereka belajar bahwa menabung tak selalu soal angka, melainkan juga soal kebiasaan, tanggung jawab, dan bahkan kreatifitas.
Belajar Media Menabung: Dari Dompet Hingga E-Wallet
Sesi awal dibuka dengan materi interaktif mengenai media-media menabung, seperti dompet, celengan, bank, hingga e-wallet. Anak-anak diajak membandingkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing media tersebut dengan cara yang ringan dan menyenangkan. Lewat pertanyaan interaktif seperti “Siapa yang pernah menyimpan uang di rumah?” antusias anak – anak tersebut terlihat dengan menjawab pertanyaan.
Tak hanya itu, anak-anak juga dikenalkan pada program Simpanan Pelajar (SimPel) yang
dicanangkan oleh OJK, serta fakta menarik dari berbagai belahan dunia—mulai dari budaya
menabung anak-anak Jepang hingga asal-usul celengan babi dari Inggris.

Kuis-kuis singkat membuat anak-anak semakin semangat. Salah satunya bertanya: “Kenapa
celengan banyak yang bentuknya babi?” Jawabannya? Karena di masa lalu, orang Eropa
menyimpan uang dalam wadah tanah liat bernama ‘pygg’, yang bunyinya mirip ‘pig’. Fakta
sederhana ini memancing gelak tawa dan rasa ingin tahu para siswa.
Celengan Daur Ulang: Lukis Impian di Atas Cup Bekas
Setelah materi, tibalah sesi yang paling ditunggu-tunggu: membuat celengan dari cup bekas. Dengan kuas, cat warna-warni, dan gelas plastik bekas, anak-anak mulai melukis impian mereka. Ada yang menggambar bunga, tokoh kartun, bahkan menuliskan nama mereka agar celengan itu benar-benar menjadi milik pribadi.
Di tengah-tengah kegiatan, terlihat bagaimana anak-anak bersemangat menuangkan ide dan warna ke dalam celengan mereka. Proses ini tidak hanya melatih kreativitas, tapi juga
mengajarkan makna daur ulang secara langsung bahwa barang bekas bisa punya nilai baru dan manfaat besar.
Selain edukasi finansial, kegiatan ini sekaligus menjadi sosialisasi gaya hidup berkelanjutan di lingkungan sekolah. “Daur ulang itu bukan hanya tugas orang dewasa. Anak-anak juga bisa berperan menjaga bumi, mulai dari hal kecil,” ungkap fasilitator kegiatan. Dengan membawa pulang celengan hasil karya sendiri, diharapkan anak-anak lebih semangat menyisihkan uang saku dan membiasakan diri menabung.
Menabung Jadi Menyenangkan
Kegiatan ini sukses menjadi pengalaman berkesan bagi siswa SD Plumbon 1 Mojolaban. Tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, mereka juga membawa pulang sesuatu yang mereka buat sendiri, dan itu penuh makna. Celengan hasil daur ulang itu kini menjadi simbol bahwa menabung bisa dimulai dengan cara yang seru dan sederhana, bahkan dari sesuatu yang tadinya hanya dianggap sampah.
Dari tumpukan gelas bekas dan tawa anak-anak, lahir semangat baru—semangat menabung
sambil menjaga bumi.
Penulis : Olga Arnetha Ariningsih (Ekonomi, FEB, UNDIP)
Dosen Pembimbing :
Dr. Cahya Tri Purnami, S.KM., M.Kes.
dr. Farmaditya Eka Putra, M.Si.Med., Ph.D
Prof. Dr. Ir. Suharyanto, M.Sc.
Novia Sari Ristanti, S.T., M.T.